Pernah baca The Man Who Loved Books Too Much? Kisah tentang orang yang terobsesi pada buku-buku langka dan bernilai tinggi, hingga memburunya ke mana-mana, bahkan sampai nekat mencurinya. Ketiga pemburu buku buluk yang berbagi cerita di sini tentu saja bukan jenis kolektor seperti itu. Mereka mengoleksi buku buluk karena memang menyukai isinya dan bukan sekadar nilai jualnya. Tapi saya tetap penasaran, apa yang membuat mereka jatuh hati pada buku-buku tua yang kondisinya mungkin sudah tidak prima lagi, dan tentunya butuh perawatan ekstra. Karena kalau saya sih, tetap lebih suka mencium aroma buku baru yang segar dan tidak apak (dangkal ya alasannya hehehe).
Di komunitas pembaca buku Goodreads Indonesia, Aldo, Lita dan Pra ini tergabung dalam kelompok IP3B2 alias Ikatan Pemuda Pemudi Pemburu Buku Buluk. Bukan kelompok resmi atau apa sih, tapi para anggota IP3B2 saling berbagi informasi tentang keberadaan buku buluk atau saling memamerkan hasil buruan mereka buat bikin ngiri anggota lainnya 😀
Definisi buku buluk apa sih?
Aldo : Harus dibedakan pengertian buku buluk dengan buku langka. Buku buluk hanya ditentukan dengan umur buku, alias berdasarkan waktu dan periode terbit buku tsb. Jadi buku buluk belum tentu langka, dan sebaliknya buku langka tidak harus berarti buluk. Untuk standar saya adalah di atas 50 tahun
Lita : Aku sendiri mengategorikannya sebagai buku-buku yang terbit sebelum tahun 1990. Selain itu, buku itu harus sudah sulit didapatkan, atau edisi awal buku-buku yang dulu sempat dilarang. Semakin sulit didapat, semakin prestis 😀
Pra : Bagiku, buku buluk itu buku terbitan di bawah tahun 70-an atau setidaknya sudah berumur 50 tahun Continue reading