Bayi Tabung?

Sampailah saya pada tahap ini, ketika akhirnya saya mulai mencari-cari informasi tentang bayi tabung. Setelah enam tahun menikah dan belum juga dikaruniai anak, saya mulai mempertimbangkan alternatif tersebut karena kehamilan secara alami tampaknya akan sulit terjadi (bukan mustahil, karena kepastian hanya ada di tangan Allah).

Berawal dari niat saya untuk serius menjalani program kehamilan secara medis tahun ini, setelah beberapa upaya yang kami lakukan di tahun-tahun lalu belum membuahkan hasil. Mulai dari pijat refleksi, pijat perut, akupunktur, bekam, semuanya belum membuka jalan bagi kami untuk menimang buah hati.

Di awal tahun, saat membuka website RS Bunda Margonda, ternyata saya menemukan nama teman SD saya, dr Dian Indah Purnama, di daftar dokter kandungan.  Wah, kebetulan sekali. Saya langsung janjian lewat sms dan beberapa hari kemudian datang ke Bunda.

Singkat cerita, setelah diperiksa dengan USG intravaginal, terlihat bahwa ada kista endometriosis di ovarium kanan, juga kondisi rahim yang lengket-lengket.  Teman saya menyarankan laparoskopi (LO), karena walaupun kistanya kecil, tapi karena saya dan suami ingin mencoba inseminasi buatan, rahim saya sebaiknya dibersihkan dulu dari lengket-lengket itu. Sebenarnya kista endometriosis, apalagi yang berukuran kecil, tidak harus dioperasi, karena kalau hamil, kehamilan tersebut bisa ‘membunuh’ si kista. Masalahnya, saya hamil aja susah, jadi mau nggak mau ya mesti laparoskopi.

Sebenarnya lagi, tahun 2009 saya sudah pernah disarankan LO oleh dokter yang berbeda di RS ini juga, karena saat itu pun sudah terlihat kista. Tapi  tidak dibilang ada lengket (mungkin belum ya) dan dokter tersebut juga hanya menganjurkan, kalau tidak mau LO ya tidak apa-apa. Melihat biaya yang mahal, minimal 17 juta, kami tidak menindaklanjuti saran tersebut dan masih berupaya hamil alami.

Kenapa kami pede? Karena hasil HSG, tes sperma, tes darah, semua menunjukkan hasil yang bagus. Dari HSG terlihat tuba falopi saya paten alias tidak ada sumbatan apa pun. Jadi kami masih yakin bahwa ini hanya masalah waktu saja, memang belum dikasih oleh-Nya.

Namun mengingat usia yang sudah tidak muda lagi, kami akhirnya sepakat melakukan LO demi mengejar impian. Kalaupun tidak di-cover asuransi kantor, ya kami usaha lah cari uang ke mana kek 😀 Dan alhamdulillah, operasi pengangkatan kista atas sebab apa pun di-cover. Kami sempat ragu karena biasanya perawatan infertilitas tidak di-cover asuransi, karena dianggap bukan penyakit.

Tapi karena asuransi kantor Eko tidak kerjasama dengan RS Bunda, kami pun pindah ke RS Mitra Keluarga. Untungnya ada senior dr Dian di sana, dr Sofani Munzila. Jadi sebelum saya ke sana, mereka sudah ‘ngobrol’ lebih dahulu. Nah, tindakan yang akan dilakukan pada saya itu selain laparoskopi operatif adalah histeroskopi diagnostik. Kalau nggak salah sih, itu satu kesatuan, tapi di kasir RS dihitungnya dua tindakan. Kamar di-charge dua kali dan biaya anestesi juga jadi dua kali. Padahal kan saya dibiusnya sekali aja, kamarnya juga di situ-situ aja…tapi ya sutralah, saya nggak mau bete mikirin soal kayak begitu. Lagian emang mau protes ke mana? Prosedur RS sudah seperti itu.

Fast forward to pasca-operasi… Mau cerita operasinya juga nggak bisa sih, wong saya dibius total hehehe. Yang jelas, saya sih ngerasa santai banget, padahal ini operasi pertama saya seumur hidup. Baru kali ini pula saya ngerasain tidur di RS, dan bukan karena nungguin pasien. Sempat baca-baca sebelumnya, ada yang bilang sakit banget, serem banget, dsb. Alhamdulillah saya nggak ngerasain itu semua. Masuk ruang operasi, pingsan, bangun-bangun udah kelar aja. Paling cuma ngerasa nyeri-nyeri di perut (ya iyalah, abis diobok-obok gitu kan) dan gemetaran hebat waktu baru keluar ruang operasi. Kedinginan bo!

Naaah….yang pahit ini waktu kontrol pasca operasi dan dijelaskan kondisi organ reproduksi saya. Kedua tuba falopi yang tahun 2008 lalu masih paten, ternyata sekarang tersumbat sampai mengalami pembengkakan (hidrosalping). Dan tuba falopi tersumbat memang menjadi salah satu faktor utama infertilitas. Penyebab terbesar sumbatan/perlengketan saluran telur ada dua: endometriosis dan infeksi klamidia. Endometriosis sudah diangkat. Tapi itu kan di kanan. Kenapa yang kiri lengket juga? Menurut dr Sofani kemungkinan infeksi klamidia. Saya sempat mikir sih, klamidia itu bukannya penyakit menular seksual? Tapi saya nggak tanya-tanya lagi. Baru sesudahnya saya googling dan ternyata benar. Lah, dari mana saya bisa kena klamidia?  Besoknya saya tanya dr Dian, menurut dia sih gak bisa tahu pasti klamidia atau bukan karena belum  ada metode yang mudah untuk deteksi. Ya sudahlah, kami anggap infeksi itu faktor X aja alias faktor misterius. Karena kalau PMS sih, insya Allah nggak lah. Pasangan seksual saya dari dulu ya cuma Eko, pasangan Eko juga cuma saya. Iya kan? Iya dong hehehe

Sesudah ini saya masih harus menjalani terapi diatermi (pemanasan) untuk mengobati infeksi tersebut, suntik GnRH analog untuk menekan hormon agar sisa-sisa endometriosis bisa hilang dan menekan angka kekambuhan, baru setelah itu tes HSG lagi untuk melihat apakah saluran telur/tuba falopi sudah kembali terbuka. Jika sudah, bisa dimulai program inseminasi. Jika tidak terbuka juga, satu-satunya jalan (secara medis) adalah bayi tabung.

Tapiiii…dr Dian dengan jujur mengusulkan agar kami langsung mencoba bayi tabung saja. Karena kalau rambut-rambut halus di dalam tuba falopi sudah rusak, tidak akan bisa bagus lagi walaupun tuba falopi sudah tidak tersumbat. Padahal rambut-rambut halus itu kan tugasnya menyapu sel telur dan embrio ke rahim. Kalau sudah rusak, ya percuma saja inseminasi. Memang dia tidak bisa memastikan 100% kalau rambut-rambut halus itu sudah rusak, tapi faktanya selama ini, kalau sudah terjadi pembengkakan, kemungkinan ikut rusak juga 😦

Kami memang belum memutuskan apa-apa. Masih browsing-browsing terus, dan toh Senin depan masih bertemu dr Sofani lagi untuk kontrol. Rencananya sih mau tanya-tanya lebih lengkap untuk mendengar second opinion. Tapi mau tak mau, saya mulai kepikiran juga. Mengingat umur (lagi-lagi umur ya!) saya juga inginnya nggak berlama-lama menjalani proses yang kemungkinan berhasilnya kecil. Bukan berarti program bayi tabung pasti berhasil, namanya juga upaya manusia, nggak ada jaminan gagal atau berhasil, tapi secara teori persentase keberhasilannya lebih tinggi.

Saya tahu untuk memutuskan ini pasti tidak akan mudah. Terutama dari segi biaya yang tidak murah (dan pastinya tidak di-cover asuransi dan tidak ada jaminan uang kembali kalau gagal). Tapi saya yakin kalau sudah kehendak-Nya insya Allah ada jalannya. Di luar masalah biaya, yang paling berat pastilah menata hati. Bayangkan, keberhasilan BT itu kira-kira 30-40%, dari mana kita tahu kita termasuk golongan yang beruntung itu? Saya juga sering dengar cerita ada yang sampai 2-3 kali mencoba dan belum berhasil juga. Kalau uangnya ada sih nggak masalah ya, tapi kalau dana pas-pasan, mana mungkin bisa bolak-balik sampai berhasil?

Nggak boleh menyesali yang sudah terjadi sih, tapi saya sempat mikir, kalau tahu begini, dulu langsung saja program inseminasi waktu tuba falopi saya masih paten. Kan bisa menghemat waktu dan biaya *pukpuk diri sendiri*. Rasanya juga pingiin deh ngomong ke semua saudaraku yang dikaruniai kesehatan organ reproduksi dan diberi kemudahan dalam memiliki anak: hargailah anugerah Allah buat kalian. Hargaiiii banget. Karena bagi kami-kami ini, kemudahan hamil dan menimang buah hati begitu mahal *pukpuk diri sendiri lagi*.

Terus tadi, waktu lagi browsing, saya menemukan blog yang bercerita tentang proses bayi tabung dengan sangat detail dan dengan lucu dan santai pula, padahal programnya tidak berhasil. Hebat deh si Mbak 🙂 Saya kutip ya: Menurut gua pribadi yang paling sulit dari ikut program ini adalah harus selalu berpikir positif tapi di lain pihak juga harus selalu siap untuk kemungkinan terburuk. Susaaaahhhh….

Yah,  untuk sekarang baru bisa cerita segini aja. Padahal mah udah panjang banget hihihi. Masih mau merenung dulu, tanya-tanya dulu, browsing-browsing dulu, ngobrol dulu….semoga sebentar lagi bisa dapat pencerahan dan keyakinan. Mumpung di RS Bunda lagi ada promo ulang tahun untuk program bayi tabung dengan harga spesial 😀

Saya percaya ‘keajaiban’. Kalau Tuhan menghendaki apa pun bisa terjadi. Seperti kisah para tamu di acara Kick Andy beberapa waktu lalu yang sudah divonis tidak akan bisa punya anak tapi ternyata bisa hamil dan melahirkan, meskipun harus menunggu 13, 16 bahkan 21 tahun. Tapi saya ingin tetap berusaha, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Kemampuan manusia memang hanya itu. Berusaha dan berdoa. Insya Allah…

78 comments on “Bayi Tabung?

  1. indrijuwono says:

    uci dan ekooo… *peluk yaaaa*
    semoga berhasil…

  2. Semangat ya, Mbak Uci…
    semoga yang dinanti segera datang…
    *ikut mendoakan*

  3. mute says:

    Insya Allah… ikut mendoakan :*

  4. lamfaro says:

    Uciiii, baca tulisan lo bikin gw berkaca-kaca. Tabah banget… Semangat ya, Ci. Insya Allah ada jalannya *peluk erat*

  5. bruziati says:

    Makasih banyak ya teman-teman…kalian baik bangeet *pelukin satu satu*

  6. Aku pernah juga ikut program bayi tabung, tapi gagal. Kalau mau ngobrol-ngobrol, kontak-kontak aku aja ya.

  7. astrid.lim says:

    all the best for you uci…semua indah pada waktunya =)

  8. Ida Wajdi says:

    Mbak uciiiiii… *pukpuk

    Been theeere… Tahu banget rasanya cemas2 galau menunggu hadirnya si buah hati. Tetap semangat dan berpikir positif ya, mbak. Aku ingat sekali dulu nasihat dokterku pas aku curhat, dia bilang: “menemukan pasangan yang baik saja juga harus disyukuri.”

    Dulu kakakku ikut program bayi tabung setelah 7 tahun menikah. Kalo dia memang 2 tuba fallopinya sudah dipotong karena pernah hamil 2 kali dan dua-duanya berkembang di tuba fallopi, bukannya di ovarium. Jadi satu2nya jalan kalo mau hamil memang dg bayi tabung.

    Nanti aku cerita2 via whatsApp ya mbak, ini mau lanjut masak dulu.. *halah

  9. azmee says:

    Semangat Mbak Uci! 🙂 *peluk*

  10. i_Cha says:

    Salam kenal mba’… smoga programnya sukses ya…
    Sy jg lg nyari2 info utk BT mb. Sdh 6 thn nikah tp blm dkaruniai momongan, walau sempat 2x hamil. Mb, mhn infonya donk ttg promo yg d rs bunda. Kmrn sy dkabarin jg sama slh satu tmn ttg itu. Tp sy telp ke rs bundanya kok sptnya mrk kurang tau ya? Mhn infonya donk mb. Thx before…

    • bruziati says:

      Hai, salam kenal juga 🙂 Untuk info jelasnya mungkin lebih baik langsung dateng ke RS Bunda, karena saya juga pernah cari info antara yg dapat di telpon sama yang nanya langsung ke informasi agak berbeda.

      Tapi kalau mau tanya ke dokternya langsung, teman saya itu, coba lewat twitter @dr_dip mudah-mudahan segera dijawab.

      Sukses yaa 🙂

      • bruziati says:

        Oiya kalau nggak salah promonya sampai bulan Mei 2013, jadi jangan ditunda-tunda kalau memang sudah mantap 🙂

      • i_Cha says:

        Ooo…gt ya mb. Ok deh ntar sy ksana aja. Tp msh bingung sama dokter siapa ya? Yg sering denger namanya sih dokter ivan, tp sptnya jadwalnya padat bgt ya. Klo mb uci sama dokter siapa? Udah mulai blm programnya? Trs klo utk program promo ini kira2 budget yg perlu dsiapin sktar brp ya mb? Thx again…

      • bruziati says:

        Saya sama dr Dian Indah Purnama, itu kan saya tulis di atas 🙂

        Kalau budget, menurut informasi dari dr. Dian begini: Promo BT 40 juta termasuk 1,5 juta joining fee, 13 juta obat, 25,5 juta tindakan OPU dan ET. Yang di luar harga adalah biaya cek lab dan kalau sampai butuh dosis obat ekstra.

      • i_Cha says:

        Ooo… BT nya dgn dr.Dian jg ya… ok deh mb, ntar sy lgsg ksana aja. Makasih byk buat infonya. Mdh2an programnya sukses ya mb… 🙂

      • bruziati says:

        Sama-sama Cha. Semoga sukses juga buat dirimu 🙂

  11. selviya hanna says:

    Mbak, baca ini jadi bikin mata berkaca-kaca… Tetap semangat ya Mbak Uci, waktu dan rencana Tuhan selalu sempurna kok… All the best for you…

  12. Nadiah Alwi says:

    Ikut mendoakan semoga semua dilancarkan buat Uci & Eko. Aamiin YRA.

  13. […] miom kan lebih ganas daripada tumor. Tapi kemudian saya mikir, jangan-jangan miom itu yang bikin tuba falopi kiri saya lengket tanpa diketahui penyebabnya. Pak Landjar sih menyarankan saya USG 4d di rumah sakit kalau ingin mengecek benar tidaknya […]

  14. tyastitisari says:

    Halo mbak. Senang ada yg berbagi. Saya juga sedang menjalani bayi tabung. Jalan yg luar biasa naik turun mbak hehehehe. Senang berbagi cerita dg yg seperjuangan menghadirkan kehidupan mungil di dunia. Kalau membantu mbak, sy jg sharing my experience di blog mbak.

  15. ri says:

    semoga berhasil ya
    doa kami selalu untuk perjuangan uci dan eko

  16. adinda says:

    mbak, baca ini bikin mataku ngembeng seketika… paham bgt rasanya, aku juga kedua tuba paten tp suspect hidrosalping… nikah udah hampir 2 tahun.
    masih program alami dulu dg dokter ika di rs tambak…
    semangat ya mbak, kudoakan dengan tulus semoga segala usahamu berbuah bayi yang sehat dan cerdas…

  17. wiwil-wilujeng says:

    Iklas … Semua Akan indah pada waktunya@ rencana Allah lebih baik dr semua rencana umatnya

  18. lina says:

    Mb uci tetap semangat ya……….. qt senasib mb tuba palopi non paten 2 nya… rencana mau LO, masi menyiapkan waktu karena saya bekerja, dan qt tinggal di balikpapan, saya dah pernah ke Surabaya untk periksa di saran kan bayi tabung juga mb Lo nya mitra keluarga di mana? saya mau cari info LO ?????

  19. lina says:

    OK, mb uci klo boleh tau asuransinya apa ya,,,, rencana nih mau pake asuransi dari kantor suami juga nih?????

  20. omnduut says:

    Berdoa yang terbaik untuk kelancaran program bayi tabungnya 🙂 amin.

  21. sari says:

    Hi mba uci.. sy juga punya kasus yg sama.. hydrosalping dan endometiosis dan sdh di lo di bunda,, skrg sy lagi di ruang tunggu dr dian, mau suntik pembesaran telur yg pertama… wish me luck..
    Sama2 saling doa ya mba..

  22. sari says:

    Iya.. insya allah sy sampaikan.. btw programnya sdh sampai mana mba?

    • bruziati says:

      Aku belum mulai Sar, panjang ceritanya 😀 Tapi kudoakan program Sari berhasil. Ada e-mail atau facebook? Pingin dengar cerita Sari juga nih 🙂

  23. sari says:

    Hehe blog lama sudah digusur pemiliknya multiply .. fb saya msh malu2 buat cerita2 pribadi spt ini… rasanya mau mulai lagi nulis2 d blog…

  24. sari says:

    Bisa mba.. fb search di afifahsholihah@yahoo.com.. ohya tadi salamnya sdh disampaikan… 😉

  25. kenterate says:

    Amat sangat tersentuh membacanya. Saya juga termasuk dapat ujian Mbak, tapi dibandingkan Mbak, ujianku terasa sangat kecil dan mudah. Yak, berpikir positif… senantiasa…. tidak mudah, tapi pasti bisa.

  26. I like this website very much, Its a very nice billet to read and get info . “There’s nothing I’m afraid of like scared people.” by Robert Frost.

  27. sri says:

    Jadi nangis aq ngebacanya, karena kasus kita hampir sama mba, belum dikasih titipan, udah setahun ini aq break gak ke dokter, baca cerita mba aq jadi pengen kedokter lagi, memang harus tetep berusaha ya mba.

  28. kimhyukka says:

    Assalamu ‘alaikum mba,saya kartika..
    mungkin coment-nya ga akan nyambung sama postingan mba.. (maaf)

    Saya seorang mahasiswi sastra inggris penerjemahan yg ingin menanyakan beberapa hal untuk karya ilmiah yg sedang saya buat.bisakah?

    Kalau bisa,boleh saya minta alamat e-mail.nya mba?
    Atau mba bisa jawab di e-mail saya karin061001@gmail.com

    Saya ucapkan terima kasih atas perhatian mba.. & semoga program bayi tabung.nya terwujud ya mba.. 🙂

  29. ike maulidha says:

    untuk uci n suami….seedih…krn aq jg mngalami kjadian yg jg mnyedihkan mslh kesuburan….ttp semangat.brusaha dan berdoa ya….smg allah memudahkan smya rencana indah qta utk memiliki momongan…..:(

  30. Cw'aka says:

    semangat mba,,,bolh minta nove atw fb g,,

  31. mia says:

    aq ikut mendoakan
    o yia Mbak aq juga mengalami masalah yg sama
    mbak add aq dunk untuk tukar pendapat sekalian jurhat n saling bantu doa FB aq Mhua mia Randuh

  32. mia says:

    berapa yia Mbak ..biaya bayi tabung sekarang ini?

    • bruziati says:

      Saya kurang tahu Mia, belum pernah tanya-tanya lagi. Mungkin Mia bisa langsung tanya ke dokter atau RS tempat Mia konsultasi.

      Oiya akun FB saya sudah saya sebutkan di atas yaa…Tks.

  33. adhe says:

    Jadi berkaca kaca.. salam sayang buat mba Uci *peluk

  34. koni kania says:

    mbak uci.. usianya sjr brp? n usia pernikahan udah brp lama? aku juga hydrosalping d kedua tuba. udah d diatermi. dokter nyuruh d hydro tp aku blm k dokter lagi.. aku udah 8 taun nikah… semangatt yaa mbak.. jika Allah berkehendak,pasti semuanya lancar… amiinnn

  35. Landy says:

    Bener uci.. Dari segi biaya bayi tabung emang berat, tapindari segi mental lebi berat lagi 😦 gw nangis bombai karena galau mau batab apa engga..karena dokter bilang mumpung usia masi muda (fyi saya ada kista)..laparscopy adalah alternatif ke2 karena kista saya 2.5 cm.. Bulan ini saya di jadwal tahap pertama proses bayi tabung ..

    • bruziati says:

      Semoga lancar semuanya ya Landy, semoga Allah memberkahi ikhtiarnya dan menganugerahkan keturunan yang sudah dinanti-nanti 🙂

      • mocha says:

        salam kenal ya mba….saya jg sdh 6 thn menikah, skrg lg berjuang jg untuk bs mndapatkan momongan, membaca tulisan ini serasa mewakili perasaan saya (setiap wanita yang lama menantikan keturunan, pasti apa yg dirasakan sama hehe)
        kmrn dokter jg menyarankan saya LO krna dari hasil USG trans V tampak hidrosalping dan ada polip (tp kecil katanya)….rncana bulan depan mau LO, tetap semangattt buat semua wanita yg lg berjuang untuk bisa hamil 🙂
        mba bisa minta alamat email / YM….spya kita bs saling share…trima kasih

      • bruziati says:

        Hai Mocha…terima kasih sudah mampir ke blog ini. Alamat email saya bruziati@yahoo.com 🙂

  36. kalau saya baru mau konsultasi dokter Dian nih, setelah browsing2 lalu menemukan blog ini. Mba bruziati gimana akhirnya jadi program BT tidak? pernah menemukan teman lain yg ke dokter Dian lalu berhasil hamil tanpa bayi tabung nggak mb? terima kasih mb.. semoga Allah mengaruniakan kita anak segera pada saat yang tepat 🙂

    • bruziati says:

      Amiiin, doa untuk kita semua ya 🙂

      Saya belum jadi program BT, karena memutuskan alternati (lagi) dulu 🙂 Kalau yang berhasil di dokter Dian, saya juga kurang tahu. Dinda sendiri gimana, sudah konsultasi dengan dr. Dian?

      • udah konsultasi.. memang ada kista tapi Alhamdulillah cuma 1,3 cm. Terus disuruh melakukan beberapa tes kaya HSG, hormon dan analisis sperma. Sekarang tinggal menunggu hasil tes-tes itu.. *h2c mode on .. sama2 mengingatkan dlm kesabaran dan mba …

  37. Lola says:

    Tante aku dulu bertahun2 nikah belum punya anak juga (lupa berapa tahunnya hehe). Setelah itu mereka coba ikut program BT. Alhamdulillah berhasil, anaknya kembar tiga. 2 laki, 1 perempuan. Setahun setelah itu tante aku hamil lagi, perempuan 1. Terus bbrp tahun jeda, hamil lagi perempuan 1. Semoga mbak Uci bisa cepet dapet momongan, ya. 🙂

  38. nestiavany14 says:

    Haloo mba salam kenal. Ak jg mau LO. Apa skrg sudah hamil mba?

  39. adelia says:

    Hi, Mba Uci, salam kenal. Saya baca post-nya jadi terharu. Saya hanya bisa mendoakan semuanya lancar dan tetap mendapatkan yg terbaik. Berkaca pada diri sendiri, saya msh maju-mundur dan gak sabaran mau program. Hehehe. Jangan menyerah ya, Mba..

  40. Nuke says:

    Mbak Uci… Tetap semangat ya….. Aq mengerti banget perasaanmu, sama sepertiq. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, keputusan tetap di genggamanNya. Semoga kita bisa mendapat keturunan seperti yang lainnya. Amin ya Allah….

    Boleh minta PIN BB mu?
    Kirim ke : n_nnuke@yahoo.com

    Makasih…

  41. highangle says:

    Hi Mba Uci, salam kenal. Saya Ayu dari HighAngle Production House (www.highangle.co.id). Saat ini kami sedang mencari ginekolog untuk menjadi narasumber dalam projek video kami. Apakah memungkinkan bisa saya meminta kontak Dr. Dian Indah Purnama? Supaya bisa langsung berkomunikasi dengan beliau untuk kemungkinan kerjasama dengan kami. Terimakasih banyak sebelumnya.
    Ayu
    0815 10006372

Leave a reply to bruziati Cancel reply