Slip Through Your Fingers

Fig. : to escape from someone; to elude someone’s capture or control.

Sebagai penerjemah, pasti ada kalanya muncul keinginan menerjemahkan buku tertentu yang jadi incaran. Saya sih belum pernah sampai kepingiiin banget dan mengejar-ngejar sebuah buku ke penerbit, tapi beberapa kali kesempatan menerjemahkan buku bagus terlepas dari tangan saya karena satu dan lain hal.

Pernah sudah dibisiki oleh editor bahwa kalau penerbitnya berhasil mendapat rights sebuah buku, saya yang akan diminta menerjemahkannya. Karena sebelumnya sudah mendengar banyak pujian tentang buku tersebut, saya tentu sangat senang dan menunggu-nunggu kabar dari sang editor. Ternyata beberapa waktu kemudian beliau mengabarkan bahwa rights penerjemahan buku tersebut sudah dimiliki oleh penerbit lain.

Pernah juga buku bagus yang rencananya diberikan kepada saya akhirnya dialihkan ke orang lain karena jadwal yang tidak memungkinkan, saya baru bisa bulan depan sementara penerbit butuh cepat, atau bahkan karena saya terlalu lama membalas email/sms, sehingga diasumsikan jadwal saya sedang penuh dan belum bisa menerima  pekerjaan baru. Padahal sih karena hape ditinggal dalam tas sementara saya asyik main dan baru membuka hape sore harinya.

Kadang-kadang ada perasaan menyesal juga, sedikit. Tapi ya nggak lama-lama. Saya pikir, buku bagus itu mungkin memang bukan jodoh saya, dan akan lebih cantik bila digarap oleh penerjemah yang terpilih. Bagaimanapun, semua buku pasti akan bagus bila dikerjakan dengan sepenuh hati, termasuk dalam hal menerjemahkannya 🙂

Advertisement

6 comments on “Slip Through Your Fingers

  1. Dina Begum says:

    Buku2 yg kamu terjemahin juga bikin ngiri, Uci. Yahud!

  2. bruziati says:

    Amiin, makasih ya Mbak 🙂 Iya yang penting ngerjain sebaik mungkin, apa pun bukunya, setuju?

  3. lamfaro says:

    Aku juga pernah beberapa kali mengalami penerbit yang menawarkan buku, tapi akhirnya mereka mundur karena aku baru bisa bulan depannya. Kadang gemes juga sih, wong sebulan doang kok… hihi curcol

  4. Nadiah Alwi says:

    Kadang memang mesti belajar merelakan ya? Hm…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s