Behind the Story Girl

Dua tahun sudah saya bekerja sama dengan editor ini di Gramedia. Sejak awal, saya bisa merasakan sikapnya yang sangat profesional dan tegas. Email-email saya yang kadang sok akrab dan penuh haha hihi selalu dibalas dengan lempeng. Bukan berarti dia galak atau apa, tapi mungkin tidak suka membuang-buang waktu untuk basa-basi dan cengengesan kayak saya 😛

Jadilah selama dua tahun ini, kami jarang banget ngobrol di luar masalah pekerjaan. Dan dia pun tidak pernah mengomentari hasil pekerjaan saya, entah memuji atau mencela. Saya yang suka sensitif sotoy kadang-kadang bertanya-tanya, sebenarnya beliau puas nggak ya dengan kerjaan saya, sebenarnya..sebenarnya…sebenarnya….apalagi dari sepuluh buku yang penerjemahannya dipercayakan kepada saya, baru dua saja yang terbit (ini sih bener2 sensitif sotoy karena semua orang juga tahu, buku yg antri buat diterbitkan buanyaaaak). Sudah begitu, setiap kali buku-buku yang dia terjemahkan sendiri terbit dan saya baca, saya suka jadi minder….aduuuhh terjemahannya keren, jauh bener dari hasil terjemahan saya.Tapi menurut Eko dan temanku tercinta ini, kalau dia nggak puas, masak terus-terusan memercayakan buku-buku pilihannya ke saya? Ya sudah, saya pun melanjutkan saja tugas saya dengan sebaik-baiknya. Apalagi, beberapa waktu lalu tanpa pengumuman apa pun ternyata honor saya dinaikkan, salah satu bentuk apresiasi yang amat saya syukuri.

Dan beberapa bulan lalu dia memberi saya tugas menerjemahkan cerita klasik ini, The Story Girl karya L.M. Montgomery, disertai pesan bahwa ini adalah kisah favoritnya dan andai dia sempat sebenarnya ingin dia terjemahkan sendiri. Wah, tentu saya bangga dipercaya  untuk menggarap buku kesukaannya. Plus dag dig dug juga tentu, takut mengecewakan dia. Untunglah saya ternyata juga menyukai kisah yang menurut saya baguuusss banget ini, jadi bisa mengerjakan dengan senang dan tidak terlalu tertekan ^_^

Betapa gembiranya saya saat dia mengabarkan the Story Girl akan segera terbit, dengan sampul yang cantik seperti ini. Daaaaaan kata yang saya tunggu-tunggu itu pun akhirnya terucap eh tertulis juga di e-mailnya :

“O ya, sekalian mau bilang, terjemahan Uci untuk Story Girl ini bagus deh. Jadi terharu bacanya.”

Wuaaah senang senang senang. Alhamdulillah.

April 2010

Advertisement

4 comments on “Behind the Story Girl

  1. Rini Nurul Badariah says:

    Waktu beliau kirim e-mail dengan icon senyum lebar, aku merasa bahagiaaaa sekali ^_^
    Oh ya, ponakan-ponakanku suka sekali buku ini dan Secret Garden-mu, Ci:)

  2. Ilham says:

    wah mbaknya penerjemah yah? keren.. 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s